Daily

Tukang Bubur

mantan-anggota-brimob-briptu-norman-kamaru-beralih-profesi.jpg
Norman Kamaru Foto: Tribunnews

Tulisan ini bukan tentang sinetron yang melegenda, Tukang Bubur Naik Haji. Tetapi tentang kisah seorang tukang bubur yang dulunya menjadi fenomena, Norman Kamaru.

Jalan hidup tidak siapapun yang tahu kecuali Allah. Begitu juga dengan Norman Kamaru. Mendadak terkenal berkat lipsync Chaiyya Chaiyya nya. Namun ternyata kariernya tidak berjalan lama.

Saat beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari korps brimob. Saat itu jugalah perlahan popularitas mulai menurun. Mungkin masyarakat ingin melihat beliau menjadi polisi yang bisa lipsync, bukan orang biasa yang jago nyanyi.

Norman Kamaru kembali menjadi buah berita akhir-akhir ini. Setelah beberapa media memberitakan tentang usahanya saat ini. Bersama istrinya beliau membuka usaha bubur Manado.

Tapi tulisan ini bukan membicarakan tentang hal ini. Saya lebih tertarik membaca komentar-komentar netizen tentang pekerjaan baru Norman ini.

Tak sedikit yang mencibir tentang pekerjaan Norman ini. Mungkin dari status dan tampilan Tukang Bubur dengan Anggota Brimob jauh ya.

Tapi hal tersebut tidak perlu jadi alasan untuk mencibir. Saya justru salut dengan Norman. Setidaknya dia sudah bisa berwirausaha. Satu hal yang selalu saya impikan.

Dan yang saya tahu orang-orang yang berjualan seperti itu omzetnya kadang bisa lebih besar dari orang yang kerja kantoran dari 8 sampai 5. Ya mungkin yang membedakan penampilan.

Jadi inti tulisan ini. Di titik manapun di hidupmu jangan pernah menyerah oleh keadaan. Cari celah untuk bangkit.Β  Dan jangan menilai orang dari penampilan doang.

Bukittinggi, 11 September 2014

8 Comments

  • Rian

    Mungkin yang bikin Norman kena bully karena pernyataannya yang bilang menyesal karena keluar dari brimob.

    Pekerjaannya sekarang udah bagus kok. Kalo ditekuni tukang bubur aja bisa naik haji sampe tiga kali hihihihi.

    Reply
  • kekekenanga

    Betul sekali, dengan ketenaran dia dulu Norman tidak malu dengan usaha nya saat ini. Setidaknya dia bertanggung jawab mencari jalan agar tetap bisa menafkahi anak dan istrinya πŸ™‚

    Salam kenal Udaa πŸ™‚

    Reply
  • kakaakin

    Jualan makanan memang cenderung berlipat2 keuntungannya. Di kampungku aja ada penjual bakso dan mi ayam yang udah bisa beli mobil. Ada pegawainya juga.
    Pokoknya kita mesti semangat mengais rejeki. πŸ™‚

    Reply
  • HM Zwan

    apapun itu,semoga semakin berkah ^^

    Reply
  • Elang

    Yah sapa tau kelak dia bisa jadi Norman Kamaru Tukang Bubur Naik Haji πŸ˜€

    Reply
  • Rosadicted

    kata-katamu bagus, kak! πŸ™‚
    iya ya, netizens mah kadang suka seenak udel komentarnya. pdhl yg komentar blm tentu bener. pdhl siapa tau aja yg komentar adl pengangguran yg gamau usaha. padahal siapa tau aja yg komentar adalah mahasiswi semester akhir yg gak lulus-lulus..


    *nangis dipojokan*

    Reply
  • betabicara

    penampilan memang tidak penting buat seorang wirausahawan. Yang penting duitnya. Dari pada baju parlente, tapi penghasilan hanya pas buat hidup sebulan….

    Reply
  • adinda barbara

    keren ka norman πŸ˜€

    Reply

Leave a Reply

%d bloggers like this: