Vakansi dan Nostalgia dengan Kawan Semasa Kuliah
Ini adalah cerita tentang pertemuanku kembali dengan teman sejawat semasa aku masih berkuliah dahulu. Diceritakan pada waktu itu, sehabis lebaran Idul Fitri kami telah bersepakat untuk melakukan vakansi. Sekadar melepas kerinduan akan kebersamaan yang telah lama tidak terjalin. Pertemuan ini telah direncanakan jauh-jauh hari ketika kami melakukan kegiatan berbuka puasa bersama.
Namun, kesibukan jualah yang menjadi penghalang. Vakansi yang harusnya ramai juga riuh dengan canda dan tawa itu pada akhirnya hanya dapat dihadiri oleh 3 orang kawanku. Beruntungnya kawanku punya seorang kawan yang kemudian membawa serta kawannya. Setidaknya terobati jugalah kekecewaanku akan sedikitnya teman-teman yang hadir dan tergantikan dengan adanya kawan dari kawannya kawanku.
Pagi itu kami berencana hendak menuju ke salah satu objek pariwisata yang baru. Danau Biru namanya, letaknya di kota Sawahlunto. Sebuah kota yang terkenal sebagai Kota Tambang. Aku sengaja berangkat pagi-pagi sekali, takut nantinya mereka meninggalkanku. Sesampainya di tempat kita bersepakat untuk saling bertemu, ternyata belum ada satupun dari mereka yang tiba.
Dikarenakan aku yang belum sarapan sedari pagi, akhirnya kuputuskan untuk singgah pada sebuah kedai tenda yang menjual Katupek Pical. Kalian tahu apa itu Katupek Pical? Ia adalah sejenis makanan yang terdiri dari ketupat juga sayur yang nantinya disiramkan dengan kuah kacang yang sangat lezat. Aku selalu suka akan rasa Katupek Pical.
Tiba jualah saat kami berangkat ke Danau Biru. Dengan rombongan sepeda motor kami membelah kemacetan jalanan melalui jalur Batusangkar. Tiba di Batusangkar, aku sempat tersesat. Teman-temanku sudah lebih dahulu dan entah di mana keberadaannya. Sedikit panik dan banyak lapar, aku putuskan menelpon temanku. Menunggu 10 menit, akhirnya kita pun bertemu kembali dan melanjutkan perjalanan.
Setelah mengendari sepeda motor kurang lebih dua jam. Sampai jualah kami di Danau Biru. Pemandangannya menyejukkan mata, menyegarkan tubuh yang telah lelah sejak dari tadi saat menuju tempat ini. Setelah puas mengambil gambar dengan tustel digital sebagai bahan untuk dipamerkan pada situs facebook pun untuk dipamerkan kepada mereka yang tidak ikut serta pada vakansi ini, kami pun memutuskan untuk pulang.
Langit yang tadinya cerah, mulai berarak kelam. Terbukti ketika kami sampai di daerah Baso, rintik hujan mulai menghujam aspal-aspal yang sedari tadi kering dan berdebu. Aroma hujan mengingatkanku pada kisah lalu yang sedih.
Tatkala hendak memotong jalur motor yang ada di depanku, tiba-tiba saja motorku tergelincir. Aku terjatuh! Untung saja tidak ada mobil yang melaju kencang di belakang. Kalau saja ada, mungkin kisah ini takkan pernah kau baca.
Untuk menenangkan diri yang sempat terguncang karena pengalaman hampir mati, kamipun singgah ke kedai kawa untuk mengembalikan stamina yang terkuras dari sepagi tadi. Ditemani berbagai aneka gorengan dan dinginnya malam saat itu, hangatnya kawa mengalir ke tubuh yang menggigil dari tadi. Oh ya, kawa adalah minuman tradisional yang terbuat dari daun kopi. Rasanya mirip dengan kopi, tapi tidak sama persis.
Malam itu terasa panjang sekali, meskipun sedikit tapi tetap saja tidak mengurangi kebahagianku. Ditingkahi cerita-cerita nostalgia semasa zaman kuliah dahulu, gelak tawa kamipun terpecah. Memecahkan sunyi dan dingin malam di kedai itu. Memang, kami sejak masih kuliah bersama dahulu dikenal sebagai tukang buat ribut. Di mana pun itu tak terhenti gelak kami. Pun ketika menerima kenyataan harus lulus telat, tapi hati kami tidak pernah mengkerut dan berduka. Selama masih bersama, kami akan selalu bahagia.
Puas melepas rindu dengan rekan sejawat. Kamipun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Dan kami berjanji tahun depan akan mengulang kembali kisah ini. Vakansi kembali tapi tidak ke tempat yang sama.
Sudah dulu ya, Aku mau menyepi dahulu. Daku mau menyelesaikan konsep tulisan-tulisan lainnya yang menunggu untuk ku selesaikan dan kupoles agar enak nanti untuk kalian dibaca.
—-
Terbitan dengan tema “Berkumpul Kembali Bersama Teman Lama” ini dibuat atas dasar karena pelanggaranku kemarin malam di grup WhatsApp PojokWB. Aku terlalu banyak bicara dengan bahasa Indonesia yang tak sesuai dengan kaidah. Padahal hari Senin adalah waktu untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Maafkan aku ya. Takkan kuulangi lagi atau setidaknya aku akan diam setiap hari Senin. Sekian.
Untuk cerita tentang Danau Biru yang lebih lengkap, nantikan tulisanku selanjutnya. Akan kutuliskan dengan detil bagaimana, berapa perkiraan dana dan apa saja yang perlu disiapkan untuk menuju ke sana.
dihisap pikiranku memori terhapus
terkunci mulutku menjeritkan pahit
Save