Site icon udafanz.com

Kenali 3 Bahaya Social Engineering dan Cara Mencegahnya

Kemajuan teknologi memang menjadi dua mata pisau yang bisa mematikan atau berguna tergantung siapa yang menggunakannya. Dengan adanya teknologi, setiap kebutuhan hidup tentunya akan menjadi lebih mudah seiring berjalannya roda kehidupan yang semakin berkembang, Tidak terkecuali dalam dunia perbankan saat ini, banyak produk-produk dan layanan yang serba digital dari sebuah bank. Mulai dari layanan bank digital, tarik tunai tanpa ATM, hingga layanan transfer antar rekening dengan BI-Fast.

Saat ini, menurut LPS,  terdapat setidaknya 489,1 juta penduduk Indonesia yang menabung di bank, dari rentang usia kurang dari 12 tahun hingga 65 tahun tentunya memiliki pengetahuan serta kemampuan menerima informasi yang berbeda dikarenakan pendidikan, ekonomi hingga wilayah, sehingga pada beberapa kasus tertentu mereka tidak memahami bahwa adanya kejahatan Social Engineering yang bisa menguras rekening hingga nol rupiah.

Social Engineering saat ini mengincar kategori nasabah usia lanjut karena keterbatasan pemahaman informasi, sehingga dengan mudah nasabah melakukan proses transaksi tanpa menelaah dan mencerna instruksi yang diberikan dan bahkan tidak bisa #BilangAjaGak pada skema yang diluncurkan para penjahat digital tersebut.

Kenapa sih Social Engineering dikategorikan sebagai kejahatan perbankan? Ini dia 3 bahaya yang harus kamu ketahui dan cara mengatasinya.

Bahaya Social Engineering untuk kemaslahatan hidup

Penipu akan menggunakan teknik Social Engineering untuk mendapatkan informasi pribadi sang nasabah yang menjadi sasarannya. Data pribadi tersebut bisa berupa nomor identifikasi, alamat, hingga tanggal lahir. Bisa saja data kamu digunakan untuk melakukan pinjaman online ilegal yang tidak pernah kamu ketahui, bukan?

Meski sudah dilakukan pengamanan secara maksimal oleh bank, data informasi nasabah yang berhasil didapatkan oleh penipu, bisa dengan sangat mudah mengakses akun rekening kamu dan menguras langsung tanpa menyisakan satu digitpun. Kalau rekening kamu cuma isinya 300k diakhir bulan, trus dibobol, rasanya gimana? Pastinya tetap sedihlah yakan.

Siapa yang nggak stress berat kalau uang tabungan yang disimpan bertahun-tahun untuk suatu aktivitas ternyata hilang begitu saja karena kecerobohan diri sendiri? Tentu saja kita bakal nge-down banget sih. Bahkan bisa-bisa butuh pertolongan psikolog untuk mengatasi stress tersebut.

Social Engineering bentuk kejahatannya memang berbeda-beda, tapi kerugiannya tetap sama, yaitu diri sendiri. Lantas gimana sih cara pencegahannya yang paling konkret dan bisa dilakukan?

Ini 2 cara mencegah Social Engineering untuk rekening kita

Kejahatan social engineering seringkali memanfaatkan kurangnya pengetahuan tentang jenis kejahatan para pelakunya. Contohnya, adanya sms yang menyatakan kita sebagai pemenang undian senilai 5M, lalu diarahkan untuk mengirimkan kode 2fa yang dikirimkan. Padahal kode 2fa tersebut akan digunakan untuk meretas rekening milik pribadi. Jadi, jangan asal percaya jika ada yang minta kode 2fa, pin hingga data pribadi kamu lainnya ya.

Agar lebih memudahkan melakukan tracking transaksi yang dilakukan, baiknya kamu menggunakan aplikasi mobile banking, seperti BRImo milik Bank BRI yang mudah digunakan dan memenuhi segala kebutuhan mobilitas kamu dan selalu #MemberiMaknaIndonesia.

Menggunakan mobile banking memudahkan kamu untuk melakukan pengecekan transaksi hingga pelaporan jika adanya transaksi yang tidak pernah kita lakukan. Selain menggunakan mobile banking, ada baiknya kamu juga mengaktifkan SMS notifikasi juga lho.

Exit mobile version